Ikhtisardari Film Cerita Motivasi Terbaik Sepanjang Masa Anda akan mengungkap film terbaik cengan cerita motivasi , menginspirasi , dan membantu menunjukkan kepada kita pelajaran hidup . Film-film yang menyertainya telah berdiri ujian waktu dengan kapasitas mereka untuk menghidupkan kita untuk membuat semua impian kami, namun luar biasa Rilispada 29 Desember 2021 di bioskop, film Happy New Year (A Year-End Medley) (2021) kini sudah bisa dinikmati di layanan streaming.Untuk kamu yang sudah menunggu-nunggu penampilan Lee Dong Wook, Kang Ha Neul, Yoona, Han Ji Min atau Lee Jin Wook dalam satu film, tentu gak boleh melewatkannya.. Film dengan banyak cerita di dalamnya ini mengingatkan kita pada New Year Blues (2020) tahun lalu. Jikaisteri menangis dihadapanmu."hargai lah ia sblm terlewat"Jika seorang isteri menangis dihadapanmu,itu bererti dia tidak dapat menahannya lagiJika kau memegang tangannya saat dia menangis, dia akan tinggal bersamamu sepanjang hidupmu..Jika kau membiarkannya pergi, dia tidak akan kembali menjadi dirinya yang dulu, selamanya Rumahkita ini pasti akan diselubungi dengan Kasih Sayang!" "Biarlah kita mengikut nasihat menantu kita itu," kata suami itu kepada isterinya. "Keluar dan jemputlah Kasih Sayang sebagai tetamu kita." Wanita itu pun keluar dan bertanya kepada tiga lelaki tua, "Yang mana satu di antara kamu adalah Kasih Sayang? Silalah masuk dan jadi tetamu kami." KasihSayang Seorang Ibu Saat kau berumur 15 tahun, dia pulang kerja ingin memelukmu. Sebagai balasannya, kau kunci pintu kamarmu. Saat kau berumur 16 tahun, dia ajari kau mengemudi mobilnya. Sebagai balasannya, kau pakai mobilnya setiap ada kesempatan tanpa peduli kepentingannya. Saat kau berumur 17 tahun, dia sedang menunggu telepon yang penting. . Sebuah cerita mengharukan tentang ibu yang memberikan kasih sayang pada anaknya. Ingin melihat video cerita mengharukan tentang ibu lainnya? Cobalah Bayi Prematur Lahir 3,5 Bulan Lebih Awal, Berhasil Hidup Kasih Ayah pada Putrinya, Mengalahkan Harga Dirinya Sosok ibu adalah sosok yang paling berpengaruh dalam kehidupan seseorang. Ia akan memberikan segalanya untuk perkembangan sang anak di masa yang akan datang. Ada banyak sekali cerita inspiratif yang dilakukan oleh sang ibu untuk anak. Salah satunya adalah cerita ibu yang memiliki satu mata ini. Mari simak cerita mengharukan tentang ibu berikut. Ibu Sosok Bermata Satu yang Dibenci Anaknya Dikisahkan ada seorang anak laki laki yang memiliki ibu bermata satu. Mata satunya telah hilang dan tidak dapat berfungsi dengan baik. Suatu ketika sang ibu membuatkan makanan untuk semua murid, guru dan semua keluarga terdekat. Saat sang ibu datang ke sekolah anak saat duduk di bangku SD, anak mendapati sang ibu mengantarkan makanan kepada teman teman anak laki laki. Sang ibu kemudian menyapa anak saat sedang asyik bersekolah. Si anak laki laki sangat malu ketika ibu menyapanya dengan senyuman yang hangat tersebut. Anak laki laki sangat membenci sapaan yang diberikan oleh sang ibu. Ia pun lari dan menghindari sang ibu sejauuh mungkin. Semua teman sang anak kemudian meledek sang anak laki laki yang memiliki mata satu tersebut. Saat teman sang anak meledeknya, yang terlintas hanyalah kabur dari keadaan dan menginginkan sang ibu hilang dari dunia. Saat hari itu juga sang anak kemudian membentak ibunya dengan perkataan yang tidak enak untuk didengar. Sang anak membentak si ibu dengan menyuruhnya untuk pergi dan meninggal saja jika hanya membuat anak diledek oleh seluruh kawanya. Sang ibu hanya terdiam sesaat dan tidak bisa merespon apapun perkataan sang anak. Si anak laki benar benar tidak berpikir jika perkataanya telah menyakiti hati sang ibu. Ia hanya berpikir untuk meluapkan seluruh amarahnya dengan keadaan bunda yang beramata satu. Sang anak kemudian mencari keberadaan si Ibu dan tidak menemukanya di rumah. Si anak kemudian bertekad untuk belajar sangat keras hingga mendapatkan kesempatan untuk belajar ke luar negeri. Sampai akhirnya sang anak berhasil menikah dan memiliki anak yang lucu. Sang anak bisa membeli rumahnya sendiri dan memiliki kehidupan yang bahagia bersama dengan istri, anak dan tempat yang nyaman. Kisah Mengharukan Sang Ibu yang Berusaha Menemui Anak Hingga suatu ketika, si Ibu datang untuk mengunjungi anak yang telah sukses. Sang ibu tidak pernah bertemu dengan anak sekitar satu tahun lamanya dan tidak pernah berkenalan dengan cucunya. Saat ibu berkunjung, sang cucu melihat sang ibu dari pintu dan tertawa bersama. Si anak sangat kaget kemudian mengusir sang ibu dan mengatakan betapa beraninya sosok ibu menakuti sang cucu. Kemudian sang anak berkata kepada ibunya untuk tidak datang jika tidak diundang. Sang ibu yang bermata satu kemudian mengatakan permintaan maaf bahwa ia mungkin salah alamat. Lalu sang ibu pergi dan menghilang dari pandangan sang anak. Suatu ketika ada undangan reuni yang mengundang si anak untuk datang. Si anak kemudian pergi ke acara reuni dan mencari tahu keberadaan sang ibu. Cerita mengharukan tentang ibu ini berlanjut dengan tetangga dari sang ibu yang mengatakan bahwa ibu anak laki laki telah meninggal. Air mata tidak terlihat menetes dari wajah sang anak, hingga akhirnya tetangga tersebut memberikan surat yng khusus diberikan kepada anak jika kembali mencarinya. Si anak penasaran dengan surat tersebut dan teburu buru untuk membukanya. Isi surat tersebut terbilang mengharukan bagi sang anak. Sang ibu menulis bahwa ia selalu memikirkan keberadaan si anak setiap hari. Ia juga meminta maaf jika telah menakuti sang cucu saat datang berkunjung. Di akhir surat, sang ibu menceritakan bahwa mata sebelahnya telah diberikan kepada sang anak saat sang anak mengalami kecelakaan pada waktu kecil. Namun ia tidak menyesal memiliki mata satu, karena mata satunya telah berhasil berkeliling dunia. Membaca cerita ini memang sangat menyentuh dan memberikan banyak pelajaran berharga bagi anak. Dengan mengetahui cerita ini sudah bisa disimpulkan jika kasih sayang ibu tidak akan pernah sebanding dengan apa yang kita berikan. Selalu sayangi ibu Anda selagi masih memiliki umur. Berbaktilah kepada orang tua sebelum penyesalan mendatangi Anda di kemudian hari. Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android. Puisi tentang ibu. Foto Getty Images/iStockphoto/evgenyatamanenko Jakarta - Tidak ada kata-kata yang bisa mengungkapkan cinta seorang ibu. Tapi, puisi ibu tercinta ini bisa mengungkapkan rasa sayang dengan cara berbeda yang ibu penuh rasa syukur dan kagum. Puisi untuk ibu mengatakan apa yang selalu ingin kamu katakan puisi ibu menerangkan bagaimana Ibu bisa sangat mencintai dan melakukan begitu banyak untuk buah hatinya. Yuk! Ungkapkan rasa sayangmu kepada ibu lewat puisi. Berikut puisi ibu yang bisa jadi referensi kamu untuk mengapresiasi wanita mulia yang telah membawamu ke dunia1. Puisi IbuIbu SuperKarya Joanna FuchsIbu, kamu adalah ibu yang luar biasa,Begitu lembut, namun begitu cara yang kamu tunjukkan bahwa kamu peduliIbu sabar saat aku melakukan kesalahan;Ibu memberikan bimbingan ketika aku bertanya;Tampaknya kamu dapat melakukan hampir semua hal;Ibu adalah master dari setiap adalah sumber kenyamanan yang dapat diandalkan;Ibu adalah bantalku saat aku membantu di saat-saat sulit;Ibu mendukungku setiap kali aku mencintaimu lebih dari yang kamu tahu;Ibu memiliki rasa hormatku aku memiliki pilihan,Ibu akan menjadi orang yang aku pilih!2. Puisi IbuCinta Seorang Ibukarya Helen SteinerCinta seorang ibu adalah sesuatu yang berartiyang tidak ada yang bisa menjelaskan,Cinta seorang ibu terbuat dari pengabdian yang mendalamdan pengorbanan dari rasa sakit,Cinta seorang ibu tidak ada habisnya dan tidak egoisdan bertahan apa pun yang terjadi,Karena tidak ada yang bisa menghancurkannyaatau mengambil cinta itu pergi,Cinta seorang ibu sabar dan pemaafketika semua orang lain meninggalkan,Dan cinta seorang ibu tidak pernah gagal atau terputus-putusmeski hati sedang patah,Dan cinta seorang ibu bersinar dengan segala keindahannyadari permata yang paling langka dan paling cemerlang,Ini jauh melampaui definisi,Cinta seorang ibu menentang semua penjelasan,Dan itu masih menjadi rahasiaseperti misteri penciptaan,Banyak keajaiban yang luar biasamanusia tidak bisa mengertiDan bukti menakjubkan lainnyadari tangan penuntun Tuhan yang Puisi IbuCatatan Terima KasihKarya Lang LeavKamu telah memberi tahukuSemua halAku perlu mendengarSebelum aku tahu, Aku perlu mendengar merekaAgar tidak takut dari semua halAku pernah takut,Sebelum aku tahuAku seharusnya tidak takut pada Puisi IbuIbuKarya Lola RidgeCintamu seperti cahaya bulanmengubah hal-hal kejam menjadi keindahan,jadi jiwa-jiwa kecil yang masammemantulkan satu sama lain secara miringseperti di cermin retak ... melihat dalam semangat bercahaya dirimurefleksi mereka sendiri,berubah rupa seperti dalam aliran yang bersinar,dan mencintaimu apa kurang menjadi gambaran dalam pikirankudaripada kilauAku melihatmu bersinarpucat seperti cahaya bintang di dinding abu-abu ...cepat berlalu dari ingatan sebagai pantulan angsa putihberkilauan di air yang Puisi IbuIbu dan MisteriKarya Joanna FuchsBu, cintamu adalah sebuah misteriBagaimana kamu bisa melakukan itu semua?Ibu selalu ada di sana dan memperbaiki hal dengan sempurnaUntuk masalahku, besar dan melindungiku hari demi hari,Jadi aku tidak takut, aku aman dan merasa bisa melakukan apa sajaKapan pun ibu cintamu adalah sebuah misteri,Aku tidak punya petunjukMengapa kamu mencintaiku sepanjang waktu,Tapi saya sangat senang kamu melakukannya!6. Puisi IbuApa Arti "Ibu"?Karya Karl Fuchs"Ibu" adalah kata yang sangat sederhana,Tapi bagi aku ada makna yang jarang semua hari ini,Kasih ibuku menunjukkan akan mencintai ibuku sepanjang hari-hariku,Untuk memperkaya hidupku dalam banyak membuatku lurus dan kemudian membebaskanku,Dan itulah arti kata "ibu" kasih telah menjadi ibu yang luar biasa, Bu!7. Puisi IbuIbu MalaikatkuKarya MosdalifahIbu...Disini kutulis cerita tentangmuNafas yang tak pernah terjerat dustaTekad yang tak koyak oleh masaSeberapapun sakitnya kau tetap penuh cintaIbu...Tanpa lelah kau layani kamiDengan segenap rasa bangga dihatiTak terbesit sejenak pikirkan lelahmuKau terus berjalan diantara duri-duriIbu...Tak pernah kuharap kau cepat tua dan rentaTak pernah ku ingin kau lelah dalam usiaSelalu kuharapkan kau terus bersamakuDengan cinta berikan petuahmuIbu..Kau lah malaikatkuPenyembuh luka dalam kepedihanPenghapus dahaga akan kasih sayangSampai kapanpun itu..Aku akan tetap mencintaimu..Ibu, Puisi IbuIbu MataharikuKarya AnonimIbu...Tanpa mu, aku tidak bisa lahir..Tanpa mu, aku tidak bisa melihat dunia inidan tanpa mu, aku tidak bisa sebesar dan sekuat ini Ibu...Kau malaikatku...Kau pahlawankudan kau matahariku Ibu...Aku tidak tahu harus berkata apa...Terima kasih, itu tidak cukupMembahagiakan mu, itu belum cukupAku sangat sayang padamu ibu...9. Puisi IbuTak TerhinggaKarya Najwa Futhana RamadhaniAku menangisAir mata ini jatuh membasahi bumiAku menangisMenyadari,Aku selalu egoisTangisku tak mengubah segalanyaTangisku tak dapat mengubah isi hatinyaAku menyesalKarena perbuatan kuAku menyesalAtas segala kesalahankuKini ...Tinggal ku duduk menyendiriMenunggu jawaban hidup iniAkhirnya kusadariDia telah pergiKe pelukan IllahiWalau telah tiadaSegala cintaSegala kasih sayangnyaAkan selalu membekas di hatikuOh, Ibu ...10. Puisi IbuKesunyian IbuKarya Denza PerdanaIbuDahinya adalah jejak sujud yang panjangPerjalanan waktu membekas di pelupuk matanyaDerai air mata di pipinya telah mengeringTanpa sisa, tanpa ada yang mendugaIa memilih jalan sunyi untuk bertanyaHiruk pikuk untuk tersenyum di beranda deritaMenjerit saat lelap berkuasaBerdoa bukan untuk HALAMAN SELANJUTNYA untuk puisi ibu lainnya yang menyentuh hati. وَاخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ الذُّلِّ مِنَ الرَّحْمَةِ وَقُلْ رَبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيرًا “Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah “Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil”.” QS. Al Isra 24 MENANGIS meratapi diri. Menjerit hati nuran. Merasa diri ini belum utuh mengurus ibunda tercinta yang menderita diabetes sejak 20 tahun yang lalu dan terkena stroke lima tahun lamanya. Pepatah “kasih ibu sepanjang masa, kasih anak sepanjang galah” benar adanya. Betapa tidak meratapi, ketika mengantar ibu ke rumah sakit, saya menyaksikan dan mendengar dengan kepala, telinga dan mata sendiri ada sosok ibu yang demikian tulus, sayang dan cinta menemani anaknya yang terkena stroke, ” ini anak saya yang kena stroke, tutur sang ibu dengan wajah yang berbinar. Ini kenyataan bahwa ada ketimpangan besar antara “kasih sayang” ibu dan anak, sampai akhirnya ada perbandingan sepanjang “masa” dan “galah”. “Masa” mewakili ketidak-berujungan kasih sayang ibu, dan “galah” mewakili keterbatasan kasih sayang seorang anak kepada ibunya. Seorang ibu mampu merawat lebih dari lima anak sekaligus, tetapi belum tentu lima anak mampu merawat seorang ibu. BACA JUGA Teladan Uwais al-Qarni, Model Bakti Seorang Anak kepada Ibu Teringat pada sebuah riwayat, pada suatu hari, Ibnu Umar melihat seseorang yang sedang menggendong ibunya sambil thawaf mengelilingi Ka’bah. Orang tersebut lantas berkata kepadanya, “Wahai Ibnu Umar, menurut pendapatmu apakah aku sudah membalas kebaikan ibuku?” Ibnu Umar menjawab, “Belum, meskipun sekadar satu nafas ibumu ketika melahirkanmu. Akan tetapi engkau sudah berbuat baik. Allah akan memberikan balasan yang banyak kepadamu terhadap sedikit amal yang engkau lakukan.” Kitab al-Kabair karya adz-Dzahabi. Ya Allah di hadapanku, ada ibunda yang telah Allah titipkan, amanatkan, hampir tujuh tahun lamanya, tetapi belum saya maksimalkan untuk berbakti, belum sungguh-sungguh diri ini merawatnya, astaghfirullaah, mohon ampun atas semua kesalahan dan kelalaianku selama ini. Apakah diri ini mampu meneladani sosok Uwais Al Qorni, yang tercatat dalam sejarah sepanjang hidupnya tidak pernah menolak perintah dan permintaan ibunya tercinta, kecuali hanya meminta diizinkan untuk bertemu dengan Rasulullah SAW, sementara diri ini selalu saja punya berbagai alasan untuk menolak permintaan ibuku, ada rapat, harus berangkat pagi, mengajar dan alasan lainnya. BACA JUGA Menjadi Seorang Ibu Terbaik Sudah di hari yang kedua, ibunda tercinta di rawat di Rumah Sakit, terasa pilu direlung hati ini, belum mampu membuatnya merasa tenang, nyaman, dan nampak raut wajah bahagia seutuhnya, ya Allah kasihi dan sayangilah ibunda tercinta, sebagaimana dirinya menyayangiku sejak kecil, angkat penyakitnya, sehatkan dan berikan kesabaran serta keikhlasan dalam menerima ujian sakitnya, kabulkan doa hambaMu ini. Berbisik dalam hati ini di tengah malam yang sunyi, melagukan untai syair abadi tentang ketulusan kasih ibu kepada anaknya, “Kasih ibu, sepanjang masa. Tak terhingga, sepanjang masa. Hanya memberi, tak harap kembali. Bagai sang surya, menyinari dunia.” Duhai Robb, hamba mohon ampunan atas kelalaian selama ini, bimbing dan berikan kesabaran dan keikhlasan untuk merawat ibunda tercinta, jadikan hambaMu ini menjadi anak yang berbakti. Aamiin. [] Kasih ibu sepanjang masa, pepatah bijak ini saya rasa memang benar adanya. Saya yakin, setiap ibu di manapun berada, akan selalu berusaha merawat dan membesarkan anak-anaknya dengan sepenuh cinta dan kasih sayang. Seberapa besar kira-kira ukuran kasih sayang seorang ibu terhadap anak-anaknya? Tak terukur. Tak terhingga, dan sepanjang masa sebagaimana diungkap dalam kata pepatah tersebut. Maka, tak mengherankan bila posisi ibu dianggap lebih mulia dan lebih diprioritaskan daripada sosok ayah. Memang, keberadaan orangtua, baik ibu dan ayah, keduanya sama-sama harus dihormati dan dimuliakan oleh anak-anaknya. Bila kedudukan ibu dianggap lebih mulia, menurut saya hal itu sangatlah wajar. Mengingat perjuangan dan pengorbanan ibu begitu besar kepada anak-anaknya, mulai mengandung selama sembilan bulan hingga tiba saat melahirkan dengan menahan rasa sakit sekaligus nyawa menjadi taruhan tentunya. Ditambah lagi segala kerepotan yang harus ditanggung oleh seorang ibu ketika merawat anak-anaknya hingga bertahun-tahun lamanya. Sementara keberadaan ayah, biasanya hanya seputar mencari nafkah keluarga. Ia tak pernah merasakan betapa susah payahnya mengandung dan melahirkan anak. Atas dasar inilah, maka sangat wajar bila kemuliaan seorang ibu lebih tinggi dibanding seorang ayah. Oleh karenanya, sudah menjadi keniscayaan bagi setiap anak untuk mempergauli dan melayani ayah dan ibunya dengan sebaik-baiknya. Jangan sampai menyakiti hati kedua orangtua lebih-lebih hati seorang ibu yang memiliki jasa yang teramat banyak kepada anak-anaknya. Saya yakin, setiap orang mengerti bahwa yang namanya berbakti kepada kedua orangtua merupakan hal yang tak bisa ditawar-tawar oleh setiap anak. Selama orangtua tak menyuruh kita melakukan hal tak tak terpuji, kita dianjurkan untuk menaatinya. Andai suatu hari orangtua meminta kita melakukan sesuatu yang bertentangan dengan ajaran agama, kita harus berusaha menolaknya dengan cara-cara halus yang sekiranya membuat hati orangtua bisa lega dan merasa tak terhina. Ada sebuah kisah menarik tentang betapa pengorbanan ibu begitu besar dan tak bisa kita membalasnya meskipun kita telah berusaha melakukan banyak kebaikan kepadanya. Al Jauzi, dalam buku Ibu, Engkaulah Harta Terindahku menguraikan kisah yang bisa dijadikan renungan bagi kita semua. Zur’ah bin Ibrahim menuturkan, suatu saat ada yang datang menemui Umar bin Khathab lalu berkata, “Saat ini Ibu saya sudah sepuh. Ia sudah tidak mampu lagi buang hajat sendiri. Jadi saya selalu menggendong dan membersihkannya. Lantas, apakah saya sudah membalas jasanya?” Umar menjawab dengan tegas, “Belum”. Kemudian orang tersebut bertanya lagi, seolah-olah ingin memprotes jawaban Umar, “Bukankah aku telah menggendong dan menahan rasa sungkanku terhadapnya?” Kira-kira seperti apa jawaban Umar yang merupakan salah satu sahabat terbaik Nabi Muhammad Saw? Umar lantas menjawab panjang lebar, “Ibumu pun pernah melakukan hal sama kepadamu. Bedanya, ia justru berharap bisa terus melakukannya. Namun, kamu malah berharap bisa segera mengakhirinya.” Bila kita merenungi kata-kata Umar bin Khathab tersebut, memang benar adanya. Mari kita bayangkan, seorang ibu, sejak masih mengandung, ingin kelak anaknya terlahir sehat dan sempurna. Begitu anak lahir, ia akan merawat dan menyayanginya dengan segala kerepotannya yang meskipun sangat melelahkan tapi seolah tak pernah dikeluhkan. Seorang ibu akan terus merawat, mendidik anaknya hingga besar, dan berharap anaknya kelak meraih kehidupan sukses dunia hingga akhirat. Namun sayangnya, ketika seorang anak telah tumbuh besar dan menjalani kehidupan yang terbilang sukes, ia seolah mengabaikan jasa-jasa ibunya. Ketika sang ibu sakit misalnya, ia tak sanggup melayani dan merawatnya dengan baik. Bahkan terkadang anak malah mengeluh, merasa capek melayani dan merawat ibunya yang sakit-sakitan. Dan berharap ibunya segera meninggal dunia. Nauzubillahi min dzaalik. Maka benar kiranya apa yang disampaikan oleh sahabat Umar kepada orang yang merasa telah merawat ibunya dengan segala kepayahan, “Ibumu pun pernah melakukan hal sama kepadamu. Bedanya, ia justru berharap bisa terus melakukannya. Tapi kamu malah berharap bisa segera mengakhirinya”. Ada lagi satu kisah yang layak kita renungi. Imam Bukhari dalam Shahih Al-Adab Al-Mufrad meriwayatkan bahwa suatu hari Abdullah ibn Umar melihat seseorang menggendong ibunya untuk thawaf di Ka’bah dan ke mana saja sang ibu menginginkan. Kemudian orang tersebut bertanya, “Wahai Abdullah ibn Umar, dengan perbuatanku ini, apakah aku sudah membalas jasa ibuku?” Umar menjawab, “Belum, setetes pun engkau belum dapat membalas kebaikan kedua orangtuamu MondeAriezta, Mizania 2014. Tentu masih begitu meruah kisah-kisah di masa silam tentang pengorbanan seorang ibu terhadap anak-anaknya yang begitu besar. Saking besarnya, seorang anak tak akan mungkin bisa membalasnya dengan jasa serupa. Kendati tak mampu membalas jasa-jasa orangtua, seorang anak harus berusaha melakukan hal terbaik untuk membalas kebaikan orangtuanya. Merawat serta melayani orangtua dengan penuh keikhlasan dan kesabaran kala sakit, berusaha rutin menyisihkan uang dari gaji kita untuk dipersembahkan kepada orangtua, tak menyakiti hatinya, merupakan di antara cara-cara yang bisa dilakukan seorang anak untuk membalas jasa-jasa orangtua. *** *Sam Edy Yuswanto, penulis lepas mukim di Kebumen. - Cerita pendek kali ini bertema kasih ibu sepanjang masa, jangan menyiakan kehadiran seorang ibu sebelum engkau kehilangan Ibu yang Tak Kunjung KembaliDi suatu perkampungan hiduplah keluarga kecil. Keluarga yang kata orang-orang, mereka keluarga bahagia pada saat itu. Pak tono dan bu tini merekalah yang dimaksud oleh orang-orang masa itu. Mereka mempunyai dua orang anak yang bernama Reza dan Riza. Reza merupakan anak sulung yang mempunyai keberanian dan mandiri dalam hal apapun. Ia selalu mendapat kasih sayang dari kedua orang begitu, tidak membuatnya menjadi anak yang manja dan bergantung pada orang tuanya. Hingga suatu hari, ibunya melahirkan anak kedua Riza adik reza. Namun setelah melahirkan ibunya mengalami sakit keras dan mengharuskan ayahnya untuk membawa ke rumah sakit. Sekian lama dirawat di rumah sakit, nyawa bu Tini tidak bisa itu membuat Reza dan Ayahnya terpukul atas kepergian istri sekaligus ibu bagi anak-anaknya. Bu Tini meninggal pada saat Riza berusia 3 bulan. Sejak saat itulah Reza yang menggantikan semua pekerjaan ibunya. Ia dan ayahnya juga merawat Riza dengan penuh kasih sayang, seperti dahulu saat ibunya merawat reza sewaktu kecil. Seiring berjalannya waktu, Riza pun menginjak usia 4 tahun. Ia tumbuh menjadi anak yang mandiri dan suatu hari, ketika sekolah ia sering melihat teman-temannya selalu diantarkan oleh ibunya, lantas hal itulah membuat ia bertanya-tanya. “ sebenarnya ibuku dimana? Mengapa tidak mengantarkan dan menjemputku sekolah seperti ibu mereka “ ucap Riza dalam hati. Ketika pulang sekolah, ia menanyakan hal itu kepada ayahnya. Namun ayahnya hanya berucap “ ibumu pergi jauh “. Riza pun masih tidak mengerti apa maksud dari perkataan ia meminta ayahnya untuk menceritakan tetapi ayahnya malah menyuruhnya untuk tidur. Saat kakaknya pulang, ia menanyakan kemana bertanya “ kak, sebenarnya ibu itu kemana si. Dari kecil aku tidak tahu wajah ibu itu gimana. “Hai, Mau Makan Apa Hari ini?“ ibu bekerja di luar negri, sudah ya jangan tanya lagi. “ jawab RezaHal itu membuat Reza melamun dan tak sadar air matanya pun turun. Lantas hal itu membuat Riza bertanya kembali.“ apa ibu tidak pernah pulang kak? Terus kenapa kakak menangis? ““ kakak Cuma rindu aja sama ibu “ ucap RezaSetelah itu, Riza menceritakan semua kejadian pada saat di sekolah. Kakaknya pun hanya bisa memberi semangat dan memotivasinya untuk tetap sekolah meskipun tidak diantarkan oleh sang ibu. Beberapa tahun kemudian, Riza menginjak usia remaja. Ia semakin penasaran dimana ibunya berada, mengapa hingga ia dewasa ibunya masih belum selalu mengungkapkan rasa rindu pada ibunya, ia juga selalu bertanya-tanya pada dirinya “ ibu dimana? Mengapa tidak pernah pulang, apa tak rindu dengan kami. Ibu aku sudah besar, lihatlah aku ibu, sudah menjadi gadis yang cantik. Aku juga sering mendapat juara, ini semua berkat doa ibu. Aku ingin mempersembahkannya untuk ibu, pulanglah ibu. Setega itukah ibu dengan kami? Mengirim surat kabar pun tidak pernah. “ ia selalu mengungkapkan kerinduan pada ibunya di buku diary yang berjudul “ ibu yang tak kunjung kembali “.Setiap hari ia menulisnya dan menceritakan segala kegiatannya. Hingga suatu hari, Reza bersih-bersih kamar adiknya. Ia pun menemukan diary tersebut. Hal itu membuat Reza menangis dan merasa bersalah pada adiknya. Setelah itu, ia menceritakan pada ayahnya dan mereka memutuskan untuk memberi tahu Riza, apa yang sebenarnya terjadi pada sore hari, mereka sedang kumpul di meja makan. Kemudian sang ayah memulai percakapan.“ Riza, ayah dan kakakmu sebelumnya minta maaf, karena telah menyembunyikan ini semua dari kamu. Ini bukan kemuan kami, tetapi ini kemauan ibumu. “ ucap ayahRiza pun bingung dan bertanya-tanya “ apa maksud perkataan ayah? Kenapa kakak dan ayah meminta maaf padaku? “Sang ayah pun menjelaskannya “ ibumu sudah meninggal ketika kamu berusia 3 bulan. Setelah melahirkanmu, ibumu mengalami sakit-sakitan. Beliau koma setelah melahirkanmu. “ mendengar cerita tersebut membuat air mata Riza mengalir deras. Rasa rindu pada ibunya selama ini ia pendam, namun nyatanya ia tak akan bisa bertemu ibunya kembali. Ia juga merasa bersalah pada ayah dan kakaknya, sebab karena ia ibunya meninggal. Akan tetapi ayah dan kakaknya pun menguatkannya dan menjelaskan padanya bahwa ini semua sudah takdir yang tak bisa dihindari oleh harinya, Riza dan keluarganya berziarah ke makam ibunya. Riza mengungkap rasa rindunya selama 16 tahun yang ia pendam, ia juga berjanji pada ibunya untuk tetap semangat dalam hal apapun. Ia juga berterimakasih pada ayah dan kakaknya yang telah merawatnya dengan tulus dan penuh kasih saat itu, Riza tumbuh dewasa. Ia juga menuliskan semua kejadian yang dialaminya dalam buku diarynya “ Ibu yang Tak Kunjung Kembali “. Ia berpesan kepada siapapun untuk tetap merawat dan menyayangi orang tua selagi mereka masih ada. Jangan pernah hiraukan perintah orang tua selagi itu positif untuk kehidupan kita. Karena sesungguhnya doa orang tua yang paling diridhoi oleh karya Ira Ami Maharani UMSIDA

cerita kasih sayang ibu sepanjang masa