RamalanKeberuntungan Menurut Tanggal Lahir - Hal-hal semacam keberuntungan seseorang diyakini dipengaruhi oleh 'data bawaan' orang tersebut, misalnya kapan ia dilahirkan, pada tanggal berapa, di hari apa, tahun berapa dan lain sebagainya. Di satu sisi memang sah-sah saja menggunakan metode tersebut untuk meramal masa depan dan keberuntungan seseorang, namun di sisi lain tidak bagus juga Danmenampakkan kelebihan ilmunya dari yang lain serta menilai orang lain bodoh. Serta merendahkan orang lain untuk meninggikan dirinya sendiri. (Fadhl Ilmi As Salaf 'ala Ilmi Al Khalaf, hal. 28). Maluku Utara Wilayah Kesultanan Islam Berperadaban Tinggi. Mobil Inisiator #2019Ganti Presiden Neno Warisman dikabarkan Diledakkan. Oranglain mungkin bisa menilai sesuai kapasitas kepala mereka, tapi tidak paham apa yang kau rasa" Jika kalian kepingin berdakwah tapi masih bingung cari kata kata, bisa dicoba nih caption bijak islami. Cukup copy terus upload, kalo ada yang baik karena caption yang kalian upload. Insyaallah kalian akan dapat pahala, coba aja deh. Seburukburuk panggilan ialah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertaubat, maka mereka itulah orang-orang yang zhalim." [Al-Hujurat/49 : 11]. Walaupun kita maksudnya adalah bercanda, akan tetapi apabila membuat orang tersebut tidak nyaman atau bahkan merasa dihina, maka hal ini dilarang dalam agama. Teman-teman semua, mari lanjutkan belajar filsafat kita. Kali ini kita akan membahas satu topik dalam belajar filsafat yakni Fitrah Manusia adalah sebagai mahluk Intelek, sebagai mahluk Sosial, sebagai mahluk Tuhan, dan sebagai Mahluk Bekerja. Catatan buat pembaca:Pada setiap tulisan dalam www.hermananis.com, semua tulisan yang berawalan "di" sengaja dipisahkan dengan Demikianlahsahabat bacaan madani 5 tips menilai orang lain menurut imam Al-Ghazali. Dari 5 tips tadi bisa kita simpulkan bahwa kita dilarang berburuk sangka. Kita di anjurkan untuk berbaik sangka kepada orang lain. Hal ini sesuai dengan firman Allah Swt dalam Al-Quran, . Ilustrasi via ragu dengan tampilan orang lain yang buruk, takut dijahati, atau jangan jangan dia rampok atau pencuri...Begini jika Anda takut salah menilai orang agar tak ragu, jahat atau baik anda akan tahu...Sebagian besar orang selalu terjebak dalam ego untuk menilai orang lain. Pekerjaan untuk menilai diri sendiri biasanya kurang begitu memotivasi, tetapi saat diberikan tantangan untuk menilai orang lain, maka gairah dan motivasi akan bersatu padu dalam antusiasme untuk menemukan jati diri orang lain kita bukan tidak boleh menilai orang lain. Akan tetapi kita juga harus instropeksi diri sendiri. Disaat menilai orang lain tentunya kita hanya bisa menilai dari lahiriyahnya saja. Sebab menilai hati seseorang itu tidak ada kemampuan penilaian hati seperti ikhlas atau riyanya seseorang, itu merupakan kekuasaan Allah Swt. yang perlu kita ingat disaat menilai orang lain, jauhkanlah sifat buruk sangka. Sebab belum tentu buruk lahiriyah, buruk pula hal ini Imam al-Ghazali, memberikan 5 tips bagaimana sebaiknya kita menilai orang lain. Supaya tidak jatuh kepada penilaian yang salah. Dalam kitab Bidayatul Hidayah, Imam al-Ghazali berkata1. Jika engkau melihat orang yang masih muda, maka katakan dalam hatimuOrang ini belum banyak durhaka kepad Allah sedangkan aku sudah banyak durhaka pada Allah. Tidak diragukan lagi orang ini lebih baik dariku’.2. Jika engkau melihat orang yang lebih tua, katakan dalam hatimu,Orang ini sudah beribadah sebelum aku, dengan begitu tidak diragukan lagi bahwa dia lebih baik dariku’.Baca Juga Rasulullah Marah Bila Kita Membakar Semut, Begini Cara Mengusirnya Agar Diridhoi Allah3. Jika engkau melihat orang alim berilmu, katakan dalam hatimu,Orang ini sudah diberi kelebihan yang tidak diberikan kepadaku. Dia menyampaikan suatu kebaikan kepada orang lain sedangkan aku tidak menyampaikan apa-apa. Dia tahu hukum-hukum yang tidak aku tahu. Maka bagaimana mungkin aku sama dengannya?’4. Jika engkau bertemu dengan orang bodoh, kurang ilmu dan wawasan, katakan dalam hatimu,Orang ini sudah durhaka kepada Allah karena ketidaktahuannya sedangkan aku durhaka kepada Allah dengan pengetahuanku, maka vonis Allah kepadaku lebih berat dibanding orang ini. Dan aku tidak tau bagaimana akhir hidupku dan akhir hidup orang ini’.5. Jika engkau melihat orang kafir, maka katakan dalam hatimu,Aku tidak tahu, bisa jadi dia akan masuk Islam dan mengisi akhir hidupnya dangan amal kebaikan, dan dengan keislamannya itu dosa dosanya keluar dari dirinya seperti keluarnya rambut darr timbunan tepung. Sedangkan aku, bisa jadi tersesat dari Allah karena tidak mau meningkatkan iman dan akhirnya menjadi kafir, dan hidupku berakhir dengan amal buruk. Orang seperti ini bisa jadi besok menjadi orang yang dekat dengan Allah dan aku menjadi orang yang jauh dari Allah’.Demikianlah sahabat bacaan madani 5 tips menilai orang lain menurut imam Al-Ghazali. Dari 5 tips tadi bisa kita simpulkan bahwa kita dilarang berburuk di anjurkan untuk berbaik sangka kepada orang lain. Hal ini sesuai dengan firman Allah Swt dalam Al-Quran,“Maka janganlah engkau menilai dirimu lebih suci dibanding orang lain. Dia Allah lebih tahu siapa orang-orang yang bertakwa.” QS. an-Najm 32 Islam merupakan agama yang menjunjung tinggi rasa perdamaian. Bahkan bisa dikatakan bahwa islam adalah agama damai. Hal ini didukung oleh ayat-ayat al-ur’an yang dapat menjadi bukti islam agama damai. Salah satunya dijelaskan dalam QS Al Anfal 61 yang artinya berikut ini“Dan jika mereka condong kepada perdamaian, maka condonglah kepadanya dan bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. “ QS Al Anfal 61Ayat di atas dengan jelas menyatakan bahwa islam merupakan agama yang condong atau menjurus pada kedamaian. Oleh sebab itu, kita sebagai umat islam yang bertakwa sudah seharusnya hidup dalam kedamaian dengan tidak berusaha mencetus konflik dan memecah belah hubungan antar saudara-saudari kita yang ada di muka bumi itu, islam juga mengajarkan kita untuk senantiasa hidup dalam toleransi dengan menghargai hak-hak pribadi orang-orang yang ada di sekeliling kita. Tak hanya itu, islam juga melarang umatnya untuk mencampuri hal-hal yang tidak menjadi urusannya, terlebih perbuatan yang menyerempet kepada hak-hak pribadi maupun aib dari setiap manusia, salah satunya adalah tajassus atau mencari kesalahan orang mencari kesalahan orang lain dalam islam ini dilandasi oleh sumber pokok ajaran islam, yakni Alquran dan dari AlquranAllah Ta’ala berfirman,يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِّنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ ۖ وَلَا تَجَسَّسُوا“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan berprasangka, karena sesungguhnya sebagian tindakan berprasangka adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain” Al-Hujurat 12Larangan dari HadisRasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda,إِيَّا كُمْ وَالظَّنَّ فَإِنَّ الظَّنَّ أَكْذَبُ الْحَدِيْثِ وَلاَ تَحَسَّسُوا وَلاَ تَجَسَّسُوا وَلاَ تَحَاسَدُوا وَلاَتَدَابَرُوا وَلاَتَبَاغَضُوا وَكُوْنُواعِبَادَاللَّهِ إحْوَانًا“Berhati-hatilah kalian dari tindakan berprasangka buruk, karena prasangka buruk adalah sedusta-dusta ucapan. Janganlah kalian saling mencari berita kejelekan orang lain, saling memata-matai, saling mendengki, saling membelakangi, dan saling membenci. Jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara.”[3]Selain itu, larangan untuk tajassus juga dijelaskan oleh perkataan ulama salaf sebagai berikutAmirul Mukminin Umar bin Khaththab radhiyallahu anhu berkata, ولا تظنَّنَّ بكلمة خرجت من أخيك المؤمن إلاَّ خيراً، وأنت تجد لها في الخير مَحملاً “Janganlah engkau berprasangka terhadap perkataan yang keluar dari saudaramu yang mukmin kecuali dengan persangkaan yang baik. Dan hendaknya engkau selalu membawa perkataannya itu kepada prasangka-prasangka yang baik.”[4]Dengan ketiga landasan yang telah disebutkan di atas, maka jelaslah bahwa ber tajasssus atau mencari-cari kesalahan orang lain dalam islam termasuk perbuatan tercela dan tentunya tidak disenangi oleh Allah swt. Untuk itu sudah seharusnya kita sebagai umat muslim/muslimah yang bertakwa pada tuhan agar sekiranya mampu menerapkan cara memelihara akal dalam islam dengan tidak terjerumus ke dalam perbuatan tercela tidak disenangi oleh Allah swt, larangan mencari kesalahan orang lain dalam islam ini juga akan menimbulkan azab di hari kiamat sebagaimana yang dijelaskan oleh hadis berikutDari Ibnu Abbas radhiyallahu anhuma, Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda,وَمَنِ اسْتَمَعَ إِلَى حَدِيثِ قَوْمٍ وَهُمْ لَهُ كَارِهُونَ أَوْ يَفِرُّونَ مِنْهُ ، صُبَّ فِى أُذُنِهِ الآنُكُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ“Barangsiapa menguping omongan orang lain, sedangkan mereka tidak suka kalau didengarkan selain mereka, maka pada telinganya akan dituangkan cairan tembaga pada hari kiamat.” HR. Bukhari no. 7042.Membayangkannya saja sudah sangat mengerikan bukan? Untuk itu hentikanlah tajassus dan segeralah bertaubat kepada Allah swt. agar kita bisa selamat di dunia dan juga di akhirat. Oleh Lina Maryani [email protected] SANGATLAH lucu apabila penilaian manusia menjadi tolok ukur untuk menilai baik atau buruknya seseorang dan untuk menilai banyak atau sedikitnya amal seseorang yang hanya bermodalkan apa yang ia lihat oleh matanya. Namun, tidak dipungkiri di zaman globalisasi saat ini banyak sekali manusia yang mencap baik atau buruknya seseorang hanya bermodalkan melihat instastory dan postingan media sosial. Menurut saya hal tersebut adalah salah besar. Lalu apakah penilaian manusia itu penting? Tentunya TIDAK. Foto Pinterest BACA JUGA Sudut Pandang Manusia Tidak ada yang berhak menilai seseorang menggunakan kacamatanya sendiri. Islam itu mengajarkan dan mendidik seorang hambanya untuk mengintrospeksi diri sendiri dan bukan sibuk mengintrospeksi orang lain apalagi untuk menilai baik atau buruknya orang lain karena apa yang dilihat belum tentu seutuhnya benar. Perlu diketahui bahwa tujuan kita hidup di dunia adalah “mardhaatillah” ridha Allah, dicintai Allah.Allah pun menegaskan dalam QS. Al-Bayyinah5 “Dan mereka tidaklah disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam menjalankan agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat serta menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus.” Sungguh sangatlah melelahkan mengejar penilaian manusia yang belum tentu sesuai dengan standar pemikiran dari manusia itu sendiri apalagi manusia diciptakan dengan sifat dan watak yang berbeda-beda, dan tidak mungkin kita mampu untuk berbuat kebaikan sesuai dengan apa yang diinginkan oleh semua manusia. Foto Pinterest BACA JUGA Ingin Jadi Manusia yang Ikhlas? Ketahui 5 Ciri Ini Oleh sebab itu cukuplah Allah ridha atas kebaikan yang telah kita perbuat dan jangan pedulikan penilaian dari manusia, karena berbuat baik untuk mendapatkan penilaian manusia adalah perbuatan yang sia-sia. Fokuslah terhadap ridha Allah dan lakukanlah semua kebaikan karena Allah tanpa harus peduli oleh standar penilaian manusia, karena sesungguhnya kebaikan lillahi ta’ala yang telah diperbuat selama hidup akan menjadikan ladang amal yang akan menyelamatkanmu di akhirat kelak. [] Islam mewajibkan setiap umatnya untuk saling mengingatkan dan menasehati. Namun dalam mengingatkan seseorang, terdapat beberapa cara tertentu yang harus diperhatikan. Berikut ini adalah beberapa cara mengingatkan orang lain dalam Islam 1. Nasehati dengan diam-diamAl Hafizh Ibnu Rajab berkata “Apabila para salaf hendak memberikan nasehat kepada seseorang, maka mereka menasehatinya secara rahasia… Barangsiapa yang menasehati saudaranya berduaan saja maka itulah nasehat. Dan barangsiapa yang menasehatinya di depan orang banyak maka sebenarnya dia mempermalukannya.” Jami’ Al Ulum wa Al Hikam, halaman 77Abu Muhammad Ibnu Hazm Azh Zhahiri menuturkan,“Jika kamu hendak memberi nasehat sampaikanlah secara rahasia bukan terang-terangan dan dengan sindiran bukan terang-terangan. Terkecuali jika bahasa sindiran tidak dipahami oleh orang yang kamu nasehati, maka berterus teranglah!” Al Akhlaq wa As Siyar, halaman 442. Nasehati dengan lemah lembutAllah Ta’ala berfirman,فَقُولا لَهُ قَوْلا لَيِّنًا“Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya Fir’aun dengan kata-kata yang lemah lembut.” QS. Ath Thaha 44Baca jugaMengenal Diri Sendiri Dalam IslamHakikat Manusia Menurut IslamKedudukan Wanita Dalam IslamTujuan Hidup Menurut IslamTips Hidup Bahagia Menurut IslamNabi shallallaahu alaihi wa sallam bersabda,إِنَّ الرِّفْقَ لاَ يَكُونُ فِى شَىْءٍ إِلاَّ زَانَهُ وَلاَ يُنْزَعُ مِنْ شَىْءٍ إِلاَّ شَانَهُ “Setiap sikap kelembutan yang ada pada sesuatu, pasti akan menghiasinya. Dan tidaklah ia dicabut dari sesuatu, kecuali akan memperburuknya. HR. Muslim3. Tidak memaksaCara mengingatkan orang lain dalam Islam berikutnya adalah dengan tidak memaksakannya kepada orang lain. Ibnu Hazm Azh Zhahiri mengatakan“Janganlah kamu memberi nasehat dengan mensyaratkan nasehatmu harus diterima. Jika kamu melanggar batas ini, maka kamu adalah seorang yang zhalim…” Al Akhlaq wa As Siyar, halaman 444. Ingatkan di saat yang tepatIbnu Mas’ud pernah berkata“Sesungguhnya adakalanya hati bersemangat dan mudah menerima, dan adakalanya hati lesu dan mudah menolak. Maka ajaklah hati saat dia bersemangat dan mudah menerima dan tinggalkanlah saat dia malas dan mudah menolak.” Al Adab Asy Syar’iyyah, Ibnu MuflihBaca jugaSumpah Pocong Dalam IslamPenyebab Terhalangnya Jodoh dalam IslamCara Menghindari Pelet Menurut IslamHukum akad nikah di bulan ramadhanNabi shallallaahu alaihi wa sallam bersabda,مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا، أَوْ لِيَصْمُتْ“Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari Akhir hendaklah berkata yang baik atau diam…”HR. Bukhari dan Muslim5. Mengingatkan dengan penuh kasihDari Anas radhiyallahu anhu, ia berkata, “Tidaklah sempurna iman seseorang di antara kalian sampai ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri.” Muttafaqun alaih. HR. Bukhari no. 13 dan Muslim no. 45.Al Khottobi rahimahullah,النصيحةُ كلمةٌ يُعبر بها عن جملة هي إرادةُ الخيرِ للمنصوح له“Nasehat adalah kalimat ungkapan yang bermakna memberikan kebaikan kepada yang dinasehati” Jami’ul Ulum wal Hikam, 1 219.Imam Nawawi rahimahullah berkata,“Menasehati sesama muslim selain ulil amri berarti adalah menunjuki berbagai maslahat untuk mereka yaitu dalam urusan dunia dan akhirat mereka, tidak menyakiti mereka, mengajarkan perkara yang mereka tidak tahu, menolong mereka dengan perkataan dan perbuatan, menutupi aib mereka, menghilangkan mereka dari bahaya dan memberikan mereka manfaat serta melakukan amar ma’ruf nahi mungkar.” Syarh Shahih Muslim, 2 35.6. Selalu berwajah ceriaRasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,“Kamu tidak akan mampu berbuat baik kepada semua manusia denga hartamu, maka hendaknya kebaikanmu sampai kepada mereka dengan keceriaan pada wajahmu.” al-Hakim 1/2127. Jangan menghinaAllah berfirman,يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا لَا يَسْخَرْ قَوْمٌ مِنْ قَوْمٍ عَسَى أَنْ يَكُونُوا خَيْرًا مِنْهُمْ وَلَا نِسَاءٌ مِنْ نِسَاءٍ عَسَى أَنْ يَكُنَّ خَيْرًا مِنْهُنَّ“Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik.” QS. Al Hujurat 11Baca jugaHukum sholat jumat bagi wanitaHukum meninggalkan shalat jumatHukum menggambar makhluk hidupHukum perceraian dalam islamHukum mencium kaki ibu dalam islamHukum aqiqah dalam islam8. Mengingatkan dengan ilmuAllah Ta’ala berfirman,“Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungjawabannya.” QS. Al Isra’ 369. Tidak berisi hasutanSyeikh Ibnu Baz –rahimahullah- berkata“Nasehat itu adalah keikhlasan pada sesuatu dan tidak mengandung kecurangan dan pengkhianatan di dalamnya. Seorang muslim itu karena besarnya kedekatan dan kecintaannya kepada saudaranya, maka ia menasehati dan mengarahkannya kepada sesuatu yang bermanfaat baginya dan apa yang menurutnya tulus, tidak ada noda dan tidak ada kecurangan, seperti halnya ucapan orang Arab “Emas si pemberi nasehat” maksudnya adalah bersih dari kecurangan, dikatakan juga dengan “Madu si pemberi nasehat”, maksudnya adalah bersih kecurangan dan perpecahan”. Majmu’ Fatawa Ibnu Baaz 5/9010. Disampaikan dengan cara paling baikAllah –Ta’ala- telah berfirman ادْعُ إِلَى سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ سورة النحل 125“Serulah manusia kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik”. QS. An Nahl 125Baca jugaMengenal Diri Sendiri Dalam IslamHakikat Manusia Menurut IslamKedudukan Wanita Dalam IslamTujuan Hidup Menurut IslamTips Hidup Bahagia Menurut Islam11. Dilakukan terang-terangan jika diperlukanIbnu Hazm –rahimahullah- berkata“Jika kamu ingin menasehati, maka nasehatilah dengan sembunyi-sembunyi tidak dengan terang-terangan, dengan bahasa kiasan tidak dengan bahasa lugas, kecuali jika yang dinasehati tidak memahami bahasa kiasan maka diperlukan bahasa yang lugas dan jelas. Jika kamu menyakiti wajah-wajah tersebut maka kamu seorang yang zhalim, bukan sebagai pemberi nasehat”. Al Akhlak Wa As Siyar 4512. Memberikan contohAllah –Ta’ala- berfirman mencela Bani Israil karena bertentangan antara ucapan dan tindakan merekaأَتَأْمُرُونَ النَّاسَ بِالْبِرِّ وَتَنسَوْنَ أَنفُسَكُمْ وَأَنتُمْ تَتْلُونَ الْكِتَابَ أَفَلاَ تَعْقِلُونَ سورة البقرة 44“Mengapa kamu suruh orang lain mengerjakan kebajikan, sedang kamu melupakan diri kewajiban mu sendiri, padahal kamu membaca Al Kitab Taurat? Maka tidakkah kamu berpikir?”. QS. Al Baqarah 44Itulah 12 cara mengingatkan orang lain dalam Islam. Semoga kita semua bisa selalu berada dalam lingkaran saling mengingatkan satu sama lain karena manusia terbaik adalah manusia yang selalu bermanfaat bagi orang lain m Sungguh mengherankan karena sebagian besar orang yang hidup di zaman sekarang menilai orang lain berdasarkan uang. Orang yang hanya ingin berteman dengan yang terlihat kaya saja. Padahal orang seperti itu tidak tulus dan lingkungan seperti ini semakin banyak. penting untuk mengetahui bahwa Islam mengajarkan menilai orang berdasarkan taqwa. Buat apa punya harta berlimpah tetapi tidak bertakwa. Uang tidak akan dinilai oleh Allah SWT, tetapi yang dinilai adalah taqwa seorang hamba. Ada beberapa poin yang harus dipahami bagi orang yang hanya mau berteman dengan orang kaya saja. Ini juga penting bagi orang yang diberi kesempatan harta melimpah. Kesempatan banyak bersedekah Seseorang yang memiliki kesempatan berkelimpahan harta, penting untuk bersedekah. Semakin banyak harganya maka sedekahnya juga harus semakin kencang. Kita harus memikirkan orang-orang yang tergolong tidak mampu berada di sekitar. Memiliki kelimpahan harta jangan membuat seseorang menjadi pelit. Lebih lagi tidak ada yang tahu kapan kita bisa terus bersedekah karena tutup usia merupakan bahasa yang hanya diketahui oleh Allah. Jadikan kekayaan sebagai cara untuk mencapai surga Allah. Orang yang kikir ketika di akhirat bisa masuk neraka dan dibakar dengan harta yang ditimbunnya. - Jangan nilai dari uang, tetapi taqwa. Foto Unsplash Membuat orang enggan melakukan kejahatan terhadap orang bersedekah Bersedekah merupakan salah satu cara cara untuk menunjukkan ketakwaan kepada Allah. Pahami bahwa segala sesuatu yang kita miliki merupakan milik Allah yang dititipkan. Alangkah baiknya selalu banyak bersedekah selama masih diberi kesempatan hidup. Bersedekah bisa membantu seseorang yang kesulitan secara perekonomian terlepas dari niatan mencuri atau berbuat jahat lainnya. Tidak perlu banyak banyak memberikan sedekah, kita bisa melakukan seikhlasnya. Bagaimanapun kemiskinan sangat dekat dengan kriminalitas, sehingga sudah menjadi tugas seorang yang berkelimpahan untuk membantu orang yang kurang mampu. Jangan menilai orang lain dengan uang, Orang kaya terakhir masuk surga Pada waktu dihisab segala amalan manusia, orang yang tidak mampu dan tetap berbuat baik dalam hidup serta beriman akan masuk surga lebih mudah. Mereka tidak memiliki tanggungan yang belum terbayarkan. Tanggungan yang dimaksud berupa hak orang lain. Berbeda halnya dengan orang kaya yang akan dimasukkan surga lebih lambat karena ada banyak pertanggungjawaban. Orang-orang yang kaya akan ditanya apakah memiliki tanggungan yang belum terbayar. Pelajaran bagi orang yang kaya adalah jangan menunda memberikan hak orang lain jika ingin cepat masuk surga. Jadi kalau ada orang yang menyindir kita berdasarkan kekayaan dan meremehkan, abaikan saja. Tidak perlu dimasukkan dalam hati, toh pahalanya malah mengalir ke kita. Untuk ulasan hal inspiratif lainnya, silahkan follow Muslima TCT Terkini

menilai orang lain menurut islam